Tim Dosen UNM Gelar Pelatihan Pembuatan Biokomposter dan Pupuk Kompos

Daerah, News22 Dilihat
banner 468x60

MAKASSAR – Tim Dosen Jurunsan Geografi FMIPA UNM melaksanakan kegiatan pengbadian kepada masyarakat di SMP Negeri 40 Makassar tentang Biokomposter untuk mengelola dan memanfaatkan sampah organik yang lebih optimal. Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 50 peserta yang terdiri dari guru, siswa kelas VII–IX, staf kebersihan, serta perwakilan komite sekolah. Antusiasme terlihat sejak sesi sosialisasi awal, di mana peserta diperkenalkan pada permasalahan sampah organik serta dampaknya terhadap lingkungan sekolah dan kesehatan.

Tim PKM UNM menjelaskan bahwa sekolah merupakan salah satu penghasil sampah organik terbesar dari kalangan institusi pendidikan, terutama dari kantin, dedaunan, dan limbah kegiatan siswa. Oleh karena itu, penerapan teknologi tepat guna seperti biokomposter menjadi solusi yang efektif dan mudah diterapkan.

banner 336x280

Selama pelatihan, peserta tidak hanya menerima teori, tetapi juga melakukan praktik langsung. Mereka mempelajari teknik pemilahan sampah organik, menentukan komposisi rasio C/N yang tepat, mengatur kelembapan bahan, serta memahami proses fermentasi menggunakan bioaktivator EM4. Peserta juga mencoba memantau suhu dan perubahan fisik bahan kompos dari hari ke hari.

Menurut data hasil pelatihan, sekolah kini mampu mengolah lebih dari 8 kg sampah organik setiap hari melalui lima unit biokomposter yang telah dipasang. Dalam 21 hari, biokomposter mampu menghasilkan sekitar 65 kg kompos padat dan 15 liter pupuk organik cair yang siap digunakan untuk penghijauan sekolah.

Selain meningkatkan keterampilan teknis peserta, program ini juga memiliki dampak sosial yang besar. Guru-guru menyatakan bahwa kegiatan ini membuka ruang bagi pembelajaran kontekstual yang lebih menarik, terutama dalam mata pelajaran IPA, IPS, Biologi, dan Prakarya.

Kutipan Guru dan Siswa

Guru IPA, Ibu Rahmawati, mengatakan:
“Selama ini siswa hanya belajar tentang penguraian dan daur ulang melalui teori. Pelatihan ini memberikan pengalaman nyata yang sangat berharga. Sekarang mereka bisa melihat sendiri prosesnya dan memahami pentingnya menjaga lingkungan.”

Guru Prakarya, Bapak Syamsul, juga menambahkan:
“Kegiatan ini sangat relevan dengan pembelajaran prakarya berbasis projek. Kami merencanakan agar setiap kelas memiliki komposter mini sebagai bagian dari proyek semester.”

Sementara itu, seorang siswa kelas VIII bernama Muhammad Rizky berbagi pengalamannya:
“Saya baru tahu kalau sampah dapur bisa jadi pupuk. Setelah ikut kegiatan ini, saya mau coba buat komposter kecil di rumah bersama ibu. Ternyata gampang dan tidak bau.”

Siswi lain, Aulia, menyampaikan:
“Yang paling menyenangkan adalah saat memantau kompos. Ternyata butuh ketelatenan untuk memastikan bahannya tidak terlalu basah atau kering. Seru sekali!”

Selain pelatihan, kegiatan ini juga menghasilkan pembentukan Tim Pengelola Biokomposter Sekolah (TPBS). Tim ini terdiri dari siswa OSIS, guru, dan staf kebersihan. Mereka bertugas memantau operasional komposter setiap minggu, mendata jumlah sampah yang masuk, serta memastikan kompos yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk taman sekolah.

Kepala SMP Negeri 40 Makassar, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi yang sangat besar terhadap program ini. Beliau menegaskan bahwa sekolah berkomitmen untuk menjadi sekolah hijau (green school) yang peduli lingkungan. Beliau juga menyatakan bahwa program PKM ini menjadi langkah awal untuk mengikuti program Adiwiyata tingkat kota.

Program PKM ini juga memberikan efek berkelanjutan, di mana sekolah mulai mengembangkan kebun edukasi untuk siswa. Kompos hasil pengolahan kini dimanfaatkan untuk menanam tanaman sayur seperti kangkung, bayam, cabai, dan tomat. Siswa diberi kesempatan merawat tanaman tersebut sebagai bagian dari pembelajaran berbasis projek.

Lebih jauh, tim PKM UNM berharap kegiatan ini dapat menjadi model percontohan bagi sekolah lain di Kota Makassar. Mereka mendorong agar praktik pengelolaan sampah organik dengan biokomposter dapat diterapkan secara luas karena terbukti efektif, murah, dan ramah lingkungan.

Dengan meningkatnya partisipasi warga sekolah serta dukungan kelembagaan yang kuat, SMP Negeri 40 Makassar kini berada di jalur yang tepat untuk menjadi sekolah percontohan dalam pengelolaan sampah organik berkelanjutan. Program ini tidak hanya menciptakan lingkungan yang lebih bersih, tetapi juga menanamkan nilai kepedulian lingkungan kepada generasi muda.

Ikuti Saluran WhatsApp Inspiratif.co.id, Instagram : @inspiratif.co.id_official, X : @inspiratifL, @PORT_INSPIRATIF, laman Facebook Media Inspiratif.co.id, untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *